Gedung PRIMKOPTI Kabupaten Bogor

Gedung PRIMKOPTI Kabupaten Bogor yang tertata rapi dengan ruang kerja, pertemuan dan showroom di dalamnya

Melihat-lihat steam boiler

Peserta study banding tanhu tempe PRIMKOPTI Kabupaten Bogor tampak melihat-lihat sistem kerja steam boiler di kompleks pabrik tahu Lembang Bandung

Drum Stainless Sehatkan Tempe

Dandang atau drum stainless yang sebagian telah terkirim di kantor Primkopti Jakarta Selatan siap didistribusikan kepada produsen tahu tempe anggota untuk mengganti drum oli yang slama ini digunakan.

Tahang tahu stainless steel

Tahang tahu stainless steel dipastikan mampu memcetak produk tahu yang higienis dan dipergunakan secara lebih efisien

Perjalanan study banding

Diikuti oleh sedikitnya 30 orang, study banding tahu tempe di Bandung diharapkan dapat memberi gambaran dan motivasi bagi para produsen asal Bogor untuk dapat meningkatkan kualitas produksinya.

Tahu tempe higienis siap jual

Produksi tahu tempe hasil project percontohan siap diedarkan kapada calon pembeli. Tahu tempe ini tentu lebih higienis dan sehat karena diproses dengan peralatan yang lebih bersih dan tingkat efisiensi yang memadai

Proses produksi efisien

Dengan peralatan stainless, tahu bukan saja menjadi lebih bersih dalam proses pengolahannya tapi juga mampu menambah daya tahan tahu tanpa penggunaan asupan-asupan yang berbahaya.

Pabrik tahu di Lembang Bandung

Dalam acara study banding, tampak bahwa pengolahan dengan pola yang sehat, selain dapat meningkatkan mutu produksi, juga mampu menekan dampak pencemaran yang dapat membahayakan baik karyawan maupun lingkungan sekitar

Thursday 21 March 2013

Pelatihan Produksi Tempe Higienis angkatan ke 3 " Tempe goes to Thailand"

Kelas pelatihan produksi tempe higienis mulai banyak diminati oleh masyarakat, pesertanya tidak saja datang dari kota Bogor namun dari berbagai kota di Indonesia bahkan dari Bangkok Thailand !. Pelatihan angkatan ke 3 di Rumah Tempe Indonesia dilaksanakan pada hari kamis tgl 21 Maret 2013, kelas ini merupakan kelas khusus yang dibuka untuk memenuhi kebutuhan peserta yang akan membuka usaha produksi tempe higienis di Bangkok Thailand. Farida Indrarini King merupakan warga negara indonesia yang semenjak tahun 1970 an sudah berdomisili dan bekerja di Bangkok, dan saat ini beliau akan memulai produksi tempe di negara gajah putih tersebut. Menurut beliau pasar tempe di negara thailand sangat terbuka karena mayoritas mayarakat yang beragama Budha dan banyak yang menganut paham vegetarian. Disamping itu nutrisi yang terkandung didalam tempe sangat berpotensi untuk menarik konsumen yang peduli dengan isu kesehatan dan manfaat yang diperoleh dari produk tempe. Berikut daftar nama peserta yang mengikuti kelas produksi tempe higienis angkatan ke 3 :
1. Farida Indrarini King
2. Rochmini Mardikanto
3. Amin Suroso
4. Norman Tri Aprianto

Semoga para peserta mampu menjadi pengusaha sekaligus motor perubahan di sektor industri tempe dan mampu mempromosikan tempe di level nasional dan internasional

Untuk mengikuti kelas produksi tempe higienis dapat menghubungi 

Penanggung jawab kelas kewirausahaan
Rumah Tempe Indonesia
M.Ridha
Hp : 0812 8074 2701

Wednesday 13 March 2013

Tak Setetespun Limbah Cair RTI di Buang Ke Kali

Industri tempe merupakan salah satu penghasil limbah cair yang dapat menurunkan kualitas lingkungan bila tidak dikelola dengan bijak, dapat di bayangkan dari setiap 1 kg kedelai yang diolah akan menghasilkan 10-15 ltr limbah cair. Rumah Tempe Indonesia sebagai satu-satunya percontohan produksi tempe higienis dan ramah lingkungan di Indonesia menerapkan sistem pengolahan limbah cair menggunakan reaktor biogas. Keuntungan dari penerapan teknologi ini adalah mampu menurunkan COD dan BOD sampai dengan 80% disamping itu teknologi ini minim biaya perawatan dan menghasilkan gas metan sebagai sumber bahan bakar.Sudah seharusnya teknologi produksi yang ramah lingkungan diadopsi oleh pengrajin agar kelestarian lingkungan dapat terjaga dan keberlangsungan usaha tidak mengganggu lingkungan . Teknologi biogas ini juga dapat digunakan secara komunal sehingga nilai investasinya bisa lebih diperkecil. Di RTI limbah cair yang telah di proses di dalam reaktor biogas kembali di saring di bak filtrasi menggunakan ijuk,arang aktif, zeolit, kerikil dan pasir setelah proses pemurnian tersebut limbah cair dialirkan ke sumur resapan, sehingga tidak setetespun limbah cair dari RTI dibuang ke kali.

Tuesday 12 March 2013

Aneka Olahan Tempe Kini Tersedia di RTI

Pengunjung Rumah Tempe Indonesia pada saat ini dapat menikmati aneka olahan makanan berbahan baku tempe seperti nuget, kroket dan siomay tempe. Hal ini membuktikan kepada masyarakat bahwa tempe bisa diolah menjadi berbagai menu yang enak, menarik dan memiliki nilai ekonomis.  Untuk kedepan Rumah Tempe Indonesia juga akan mengembangkan berbagai menu lainnya yang tak kalah menarik sehingga memperbanyak ragam menu yang dapat dinikmati oleh pengunjung Rumah Tempe Indonesia. Sekali lagi hal ini membuktikan bahwa tempe bisa diolah menjadi beragam menu yang menarik sehingga menjadi kegemaran setiap lapisan masyarakat, dan kita tidak lagi malu menjadi bangsa tempe!

Sunday 10 March 2013

Mereka Akan Menjadi Motor Perubahan

Pelatihan produksi tempe higienis angkatan ke 2 telah berlangsung pada tanggal 9 maret 2013. Pelatihan ini diikuti oleh 4 peserta yang berasal Cirebon, Karawang dan Depok. Diharapkan kedepan peserta tersebut mampu membuka usaha tempe yang diproduksi secara higienis dan menjadi motor perubahan di daerah mereka masing-masing. Antusiasme peserta untuk mengikuti pelatihan tersebut terlihat sangat tinggi, mereka mengikuti proses produksi tahap demi tahap dan menggali tips-tips dalam proses produksi tempe. Nama peserta yang mengikuti pelatihan produksi tempe angkatan ke 2 tersebut :
1. Ernawaty
2. Sri Harsa Handayani
3. Tjiptono
4. Agus Rochmat

Semoga kedepan para peserta mampu menjadi salah satu aktor yang mendorong perubahan di sektor tempe sehingga kita tidak lagi malu menjadi bangsa tempe !

Griya Tempe Purbalingga

Griya Tempe Purbalingga (GTP), Puwokerto-Indonesia adalah salah satu binaan dari Rumah Tempe Indonesia (RTI), Bogor. Dipertengahan tahun 2012, kopti Bogor “me-launching” RTI menjadi wadah bagi para pengrajin tempe diwilayah Bogor. Namun berjalannya waktu, dirasa konsep pengolahan yang sehat, bersih dan higienis perlu untuk ditularkan ke seluruh pihak-pihak yang membutuhkan wacana ini. Rumah Tempe Indonesia melalui pendampingan IPB menjadi pionir mengembangkan pengolahan tempe dengan standar internasional.
Hasil ini menjadikan RTI mengembangkan program pelatihan bagi para pengrajin tempe,  khusus diwilayah Bogor. Melalui berbagai proses yang ada, kendala memang tidak dapat dipungkiri. Untuk mengubah mindset cara pengolahan tempe dari pengolahan lama menjadi yang baru, yang lebih higienis merupakan pekerjaan rumah tersendiri bagi RTI. Kendala ini menjadi sebuah tantangan bagi RTI untuk mengembangkan program ini lebih luas lagi. Tidak hanya untuk kalangan dilingkup Bogor saja, tetapi juga sudah mulai mendapatkan animo dibeberapa wilayah diantaranya Tangerang dan Jawa Tengah. Konsep pengolahan tempe yang diajarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang sudah berjalan selama ini. Perbedaan yang paling “significant” terlihat dari lahan atau tempat yang lebih bersih dan peralatan dengan menggunakan alat-alat stainless.  Melalui program pelatihan ini diharapkan mendapatkan respons yang positif dari berbagai elemen serta pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengembangkan tempe menjadi makanan yang bergizi melalui proses pengolahan yang higienis.
Griya Tempe di Purbalingga memulai untuk mengkemas lahan pengolahannya sesuai dengan standar yang ada di RTI. Mengedepankan manajemen keluarga, diharapkan GTP mampu memproduksi tempe dengan standar higienis. GTP berorientasi pada dua hal, pertama memasarkan prodak tempe dan yang kedua berbagi ilmu bagaimana cara pengolahan tempe yang higienis yang sebenarnya dapat dilakukan oleh siapapun juga. Sasaran dari orientasi ini bisa dilakukan pada sekolah-sekolah kejuruan, lembaga-lembaga nonformal seperti kelompok ibu-ibu PKK dan sejenisnya, rumah sakit dan hotel yang memiliki restaurant.
Griya Tempe hadir di Purbalingga, Purwokerta adalah untuk memberikan alternatif terhadap prodak tempe dengan harga premium. Kalangan yang akan disasarpun tidak sama dengan para pengrajin yang sudah ada. Market yang dituju adalah para vegetarian dan berbagai kalangan tertentu dalam skala menengah ke atas.
Sistem pengolahan melalui sistem yang terstandarisasi RTI, dengan menggunakan alat-alat yang sebagian besar stainless. Tempat produksi yang sehat, pemprosesan dalam kendali SDM yang terproteksi dengan seragam yang bersih setidaknya memberikan “garanty” terhadap hasil yang dicapai’ untuk kepuasan customer.
Dengan mulai beridinya GTP dalam waktu dekat ini, mudah-mudahan menjadi inspirasi bagi kehadiran  para pengrajin-pengrajin yang dapat mengubah image tempe, sebagai makanan asli Indonesia yang sehat, berizi dan higienis.

By Indri seperti yang tertulis di kompasina : http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2013/03/05/tempe-purbalingga-540231.html

Wednesday 6 March 2013

Anak TK Sekarang Suka Tempe

Tempe bagi sebahagian besar anak-anak bukan merupakan makanan yang menarik, kalah bila di bandingkan dengan fried chicken, burger, dll. Apalagi tempe banyak dikaitkan orang dibuat dengan cara yang tidak higienis, jorok, ditambah bahan pewarna dll. Oleh karena itu Rumah Tempe Indonesia mencoba menghapus anggapan miring tentang cara produksi tempe yang tidak higienis tersebut. Beberapa waktu lalu murid-murid salah satu TK di wilayah kota bogor diajak untuk mengenal tempe lebih dekat, mereka di perlihatkan cara produksi yang benar dan dijelaskan manfaat tempe dengan bahasa yang mereka pahami. Ternyata sebahagian besar murid-murid tersebut menyatakan bahwa mereka suka dengan tempe! apalagi yang di goreng tepung, seperti ayam goreng kesukaan mereka. Dari kunjungan tersebut dapat diambil satu kesimpulan bahwa tempe bisa menjadi makanan favorit bagi anak-anak jika diolah dengan cara yang kreatif dan menyesuaikan dengan selera mereka.

Sunday 3 March 2013

Produksi Higienis Menjadikan Produk Tahu Tempe Lebih Awet

Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh pengrajin tempe dan tahu adalah " bagaimana agar tempe atau tahu bisa lebih awet atau tahan lama ?", Penyebab cepat busuknya produk tempe tahu secara garis besar hanya disebabkan oleh satu hal  yaitu cara produksi yang tidak higienis sehingga produk yang dihasilkan terkontaminasi oleh mikroorganisme yang tidak diinginkan. Terkadang pengrajin hanya mencari jalan pintas dengan menambahkan formalin sebagai bahan pengawet ilegal. Pengalaman yang diperoleh di Rumah Tempe Indonesia yaitu dengan menerapkan proses produksi yang higienis dapat memperpanjang umur simpan tempe yang dihasilkan. Pada saat ini tempe produksi RTI mampu bertahan 4-5 hari di suhu ruangan dan bisa 1 minggu di dalam lemari pendingin. Sedangkan untuk produk tahu selain menerapkan produksi higienis juga dapat melakukan proses perebusan sebelum melakukan pengemasan.

Pelatihan Produksi Tempe Higienis Angkatan 1

Pelatihan Produksi Tempe Higienis Angkatan 1 yang dilaksanakan oleh Rumah Tempe Indonesia berjalan dengan sangat baik. Enam peserta yang  mengikuti pelatihan tampak antusias mengikuti materi-materi yang disampaikan oleh fasilitator. Peserta tersebut berasal dari Bogor, Tanggerang dan Purwokerto. Materi yang disampaikan meliputi pemilihan bahan baku, penataan layout, pengenalan Good Manufacturing Practices (GMP), teknik produksi tempe, penanganan limbah serta analisa ekonomi. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan produksi tempe yang higienis di Rumah Tempe Indonesia, para peserta mampu menjadi salah satu produsen tempe yang mengedepankan cara produksi yang higienis, sehingga misi yang diemban oleh Rumah Tempe Indonesia sebagai salah satu pendorong perbaikan produksi tempe di Indonesia dapat tercapai dengan baik.
Berikut nama-nama peserta pelatihan produksi tempe higienis angkatan 1
1. Djoko Tjahjo S
2. Iwan Sukanta
3. Sukma Wijaya
4. Heru Winata Sukarta
5. Jumanta
6. Indri Jatmoko S.Si, MM

Salam sukses untuk para peserta pelatihan produksi tempe higienis angkatan 1!

Untuk pendaftaran peserta pelatihan hubungi :

Rumah Tempe Indonesia
Jl.Raya Cilendek No 27, Bogor
Cp : M.Ridha 0812 8074 2701