Gedung PRIMKOPTI Kabupaten Bogor

Gedung PRIMKOPTI Kabupaten Bogor yang tertata rapi dengan ruang kerja, pertemuan dan showroom di dalamnya

Melihat-lihat steam boiler

Peserta study banding tanhu tempe PRIMKOPTI Kabupaten Bogor tampak melihat-lihat sistem kerja steam boiler di kompleks pabrik tahu Lembang Bandung

Drum Stainless Sehatkan Tempe

Dandang atau drum stainless yang sebagian telah terkirim di kantor Primkopti Jakarta Selatan siap didistribusikan kepada produsen tahu tempe anggota untuk mengganti drum oli yang slama ini digunakan.

Tahang tahu stainless steel

Tahang tahu stainless steel dipastikan mampu memcetak produk tahu yang higienis dan dipergunakan secara lebih efisien

Perjalanan study banding

Diikuti oleh sedikitnya 30 orang, study banding tahu tempe di Bandung diharapkan dapat memberi gambaran dan motivasi bagi para produsen asal Bogor untuk dapat meningkatkan kualitas produksinya.

Tahu tempe higienis siap jual

Produksi tahu tempe hasil project percontohan siap diedarkan kapada calon pembeli. Tahu tempe ini tentu lebih higienis dan sehat karena diproses dengan peralatan yang lebih bersih dan tingkat efisiensi yang memadai

Proses produksi efisien

Dengan peralatan stainless, tahu bukan saja menjadi lebih bersih dalam proses pengolahannya tapi juga mampu menambah daya tahan tahu tanpa penggunaan asupan-asupan yang berbahaya.

Pabrik tahu di Lembang Bandung

Dalam acara study banding, tampak bahwa pengolahan dengan pola yang sehat, selain dapat meningkatkan mutu produksi, juga mampu menekan dampak pencemaran yang dapat membahayakan baik karyawan maupun lingkungan sekitar

Thursday, 24 January 2013

SIAPA BILANG TEMPE CUMA BISA DI GORENG DAN DIBACEM

Banyak para ibu rumah tangga akan mengalami kesulitan dalam mengolah tempe, jika tidak digoreng, dibacem atau paling hanya jadi kering tempe. Hal tersebut terjadi karena paradigma masyarakat bahwa tempe tidak bisa diolah menjadi berbagai masakan. Kini paradigma tersebut bisa dipatahkan! di Rumah Tempe Indonesia pada saat ini dibuka kelas pengolahan berbagai menu olahan tempe untuk menjadi menu yang beraneka ragam seperti, sirloin tempe, tempe cordonbleu, fetucini tempe, martabak tempe, cream soup tempe, tempe sarikaya, tempe sirsak, kebab tempe, sushi tempe dan lain sebagainya. Disamping itu dikembangkan pula resep olehan tempe yang dapat di bekukan seperti nuget tempe, paty burger tempe dan lain sebagainya yang memiliki nilai komersial yang cukup tinggi.Oleh karena itu bagi masyarakat yang tertarik mendalami usaha olehan tempe segera daftarkan diri untuk mengikuti kelas kewirausahaan di Rumah Tempe Indonesia.

Untuk keterangan dan pendaftaran hubungi :

Rumah Tempe Indonesia/Kopti Kab Bogor
Jl.Raya Cilendek no 27
Telp : 0251 8327 827
Hp : 0812 8074 2701 (M. Ridha)

Tuesday, 22 January 2013

Analisa Usaha Tempe Higienis


Nilai investasi untuk usaha tempe relatif tidak membutuhkan biaya yang besar hal ini dapat disesuaikan dengan kapasitas produksi yang diinginkan. Uraian kali ini dianggap produksi tempe dilakuan dengan kapasitas pengolahan 100 kg kedelai/hari yang menghasilkan 160 kg tempe dengan asumsi yang sederhana.

Biaya tetap

a.    Biaya bangunan untuk mengolah kedelai sebanyak 100 kg/hari menjadi tempe cukup dibutuhkan ruang 25 m². Dengan asumsi biaya pembangunan 2 jt/m ² tanpa memperhitungkan harga tanah bunga bank dll, maka dibutuhkan biaya sebesar Rp 50.000.000. Bila diasumsikan umur ekonomis bangunan selama 10 tahun (3600 hari) beban biaya tetap dari bangunan adalah Rp 50.000.000/3600 = Rp 13.888/hari.

b.   Biaya peralatan yang diasumsikan memiliki umur ekonomis 5 tahun atau 1800 hari, maka biaya tetap dari mesin dan peralatan /harinya adalah Rp 34.410.000/1.800 = Rp 19.116/hari. 

c. Biaya tenaga kerja untuk mengolah 100 kg kedelai dibutuhkan 2 orang tenaga kerja dengan upah  tenaga kerja @ Rp 60.000/hari sehingga total biaya tenaga kerja Rp 120.000/hari

      Total biaya tetap/hari        = a + b +c
                                                = Rp 13.888 + Rp 19.116 + Rp 120.000
                                                = Rp 153.004/hari
 Biaya tidak tetap

a.   Kedelai diasusmikan dengan harga Rp 7.000 sehingga biaya kedelai untuk 100 kg adalah Rp 700.000
b.   Ragi yang dibutuhkan kurang lebih 300 gr dengan harga Rp 8.300
c. Bahan bakar LPG 3kg Rp 15.000
d. Biaya kemasan diasumsikan menggunakan kemasan plastik/500 gr sebanyak 360 pcs dengan harga/pcs  adalah Rp 80 sehingga total biaya kemasan/hari adalah Rp 25.600
e.     Biaya lainnya seperti listrik dan air diperkirakan Rp 10.000/hari

Total biaya tidak tetap/hari    = a + b + c + d
                                                = Rp 700.000 + 8.300 + 15.000 +  25.600 + 10.000  
                                                = Rp758.900

Pendapatan

Dalam produksi tempe, untuk setiap kg kedelai yang diolah akan menghasilkan tempe seberat 1,6 -1,8 kg tergantung jenis kacang kedelai yang digunakan, dalam ilustrasi ini kita akan menggunakan hasil terkecil yaitu 1 kg kedelai menghasilkan 1,6 kg tempe dengan harga jual tempe/kg saat ini  Rp 8000.

Pendapatan      = Jumalah produksi x harga
                        = 160 kg x Rp 8.000
                        = Rp 1.280.000

Keuntungan

Keuntungan kotor yang di peroleh secara harian dari usaha tempe adalah sebagi berikut :

Keuntungan     = Pendapatan – (total biaya tetap + total biaya tidak tetap)
                        = 1.280.000 – (153.004 + 758.900)
                        = 1.280.000 – 911.900
                        = Rp 368.100/hari

Dengan kata lain keuntungan kotor perbulan (30 hari) dari usaha tempe dengan jumlah kedelai yang diproduksi 100 kg/hari  adalah sebesar  Rp 11.043.000

Break Event Point (BEP)

Salah satu analisa sederhana yang digunakan adalah BEP unit untuk mengetahui jumlah minimum kg tempe yang harus terjual untuk mendapatkan titik impas.
                                      FC
BEP unit         =
                                  P  -  VC

                                   153.004
                        =
                               8.000 – 4.649

                        =    45

Kesimpulan : dengan menjual 45 kg tempe merupakan titik impas untuk menutup biaya tetap dan tidak tetap yang dikeluarkan. Sehingga untuk menghasilkan laba, setiap harinya tempe yang dijual harus lebih besar dari 45 kg tempe.

Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)

Analisa ini digunakan untuk melihat besaran pengembalian dari modal/investasi yang sudah ditanamkan

B/C ratio         = Total pendapatan/Total biaya produksi
                        = Rp 1.280.000 / Rp 896.904
                        = Rp 1.42
Jika B/C ratio menunjukkan angka > 1, maka usaha tersebut layak untuk dilakukan. Dalam kasus ini berarti dalam setiap Rp 1 yang dikeluarkan akan mendapatkan pengembalian Rp 1.42

Untuk informasi lebih lanjut daftarkan diri anda untuk  mengikuti kelas kewirausahaan di Rumah Tempe Indonesia

Pendaftaran :

Kopti kab bogor
Jl Raya Cilendek no 27
telp : 0251 8327827
Hp : Ridha 0812 8074 2701

KOPTI KAB BOGOR MENYEDIAKAN PERALATAN PRODUKSI TEMPE


Untuk mendukung perubahan dalam sektor industri kecil tempe di Indonesia, Kopti Kab Bogor pada saat ini telah mampu menyediakan semua kebutuhan peralatan dalam industri tempe. Peralatan tersebut terbuat dari stainless steel untuk memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam pengolahan makanan. Berikut beberapa perlatan yang tersedia di Kopti Kab Bogor :
1.Mesin pemecah kedelai
2.Dandang perebusan kedelai (volume 350 ltr)
3.Bak perendaman kedelai
4.Bak pencucian kedelai
5.Bak penyaringan kedelai
6.Meja kerja
7.Meja peragian
8.Tray fermentasi
9.Troly fermentasi

Sunday, 20 January 2013

Proses Produksi di Rumah Tempe Indonesia mendapatkan sertifikat HACCP

Rumah Tempe Indonesia merupakan satu-satunya pabrik tempe yang telah mendapatkan sertifikat Hazard Analysis Critical Control points (HACCP) dari IPB Bogor. Dengan dimilikinya sertifikat tersebut Rumah Tempe Indonesia siap untuk bekerjasama dengan Industri pangan yang membutuhkan pasokan tempe segar seperti industri makanan ringan, farmasi dll.
Disamping itu, dengan dimilikinya sertifikat tersebut maka konsumen tempe di kota Bogor khususnya memiliki kepastian akan kualitas produk. Sehingga diharapkan tempe dapat diterima lebih luas oleh kalangan menegah keatas dan memiliki citra yang labih baik, bahwa tempe selain menyehatkan juga diproduksi secara higienis dan ramah lingkungan.

Monday, 14 January 2013

Rumah Tempe Indonesia Membuka kelas Pelatihan Tempe

Tujuan dari diadakannya kelas pengembangan kewirausahaan ini adalah untuk mendorong percepatan penyebaran informasi tentang produksi tempe yang hiegienis dan ramah lingkungan, serta turut andil dalam mendorong terciptanya para entrepreneur yang akan menjadikan tempe sebagai salah satu usaha potensial, dimana pada saat ini tempe memiliki potensi pengembangan usaha yang luas dan masih belum tergarap dengan baik

KELAS YANG DI BUKA

1.Kelas produksi tempe higienis
  • Kelas ini memberikan pelatihan yang menyeluruh, singkat dan aplikatif tentang manfaat tempe,     proses produksi tempe, analisa usaha, pengolahan limbah dll 
  • Trainer : Praktisi dari Rumah Tempe indonesia
  • Waktu  : Sabtu atau Minggu
  • Investasi : Umum 1 jt/orang, Pelajar dan Mahasiswa 500 rb/orang
2. Kelas pengembangan produk olahan
  • Di kelas ini diajarkan cara mengolah produk olahan yang menggunakan bahan baku tempe yang memiliki nilai ekonomis, sehingga layak dijadikan menu dalam usaha kuliner.
  • Trainer  : Praktisi Kuliner
  • Waktu  : Sabtu atau Minggu
  • Investasi : Umum 350 rb/orang, Pelajar dan Mahasiswa Rp 200 rb/orang
Untuk keterangan dan pendaftaran peserta hubungi :

Sukhaeri  : 0813 1743 5000
Ridha       : 0812 8074 2701